Puisi Senja

Monday, November 7, 2016



Di sudut kota menjelang senja
Memanahkan busur sembari menatap mata nan jauh disana
Adakah tempat untuk menitipkan air mata
Atau hanya sekedar obat pengering luka
 

Sunyi sepi hanya gemeriak air yang menderu
Merasa kosong padahal ramai bergemuruh
Panggilan akbar terasa sendu
Mencoba menerka ternyata sebuah rindu 

Jikalau pilu semakin liar
Bergejolak seperti marahnya sang pendekar
Maka biarkan hati memilih yang benar
Dan pergi bersembah kepada Maha Pendengar 


Originally
created by : RHTA (7 November 2016, 17: 58 WIB)

No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS