Menuju Akhir 2018

Sunday, December 2, 2018

Tiba di bulan ini menjadi pertanda kita berada hampir di penghujung tahun 2018, kalau bisa throwback banyak sekali cerita cerita yang dihabiskan di tahun ini dan saya rasa adalah cerita terbaik dari tahun-tahun sebelumnya. 

Sebagai seorang ex-mahasiswa dulu nya, masuk ke ranah skripsi sudah menjadi hal yang paling dinanti dan juga ditakuti, takut kalah dengan malas nya mengerjakan skripsi dibanding dengan semangatnya. well, semua ternyata bisa teratasi sebagaimana kita bisa sadar betul bahwa hidup itu bukan cuma enak dan senang nya saja. sebagai pengalaman mengerjakan skripsi tentu banyak cobaan nya seperti revisi yang banyak, cari jurnal yang susah atau bahkan bingung mau analisis kayak gimana, dan itu yang saya alami saat itu dan gak salah kalau hal tersebut bisa buat kita kadang jadi malas untuk mulai karena dirasa terlalu sulit. jangan pernah khawatir, karena hal-hal itu hanya menjadi bumbu saja saat mengerjakan skripsi, mana mungkin ada yang bisa mulus-mulus aja? jadi tetap jalani dan rubah pandangan diri. gimana caranya?
Saat itu, ada momen di mana saya tidak selalu bersemangat untuk  mengerjakan tugas akhir, jadi ada benarnya untuk sekedar rehat sejenak dan melakukan hal-hal yang disukai, misal nya mungkin makan atau sekedar jalan-jalan. momen tersebut tidak berlangsung lama, jangan terlalu keenakan dengan kesenangan sementara. coba atur pola yang lebih baik lagi, komit sama tugas yang sudah diberikan, jangan terlalu banyak mengeluh, dan berfikir bahwa tugas nya hanya mudah dan bisa diselesaikan dengan baik. yang dirasakan adalah akan semakin semangat saat kita mulai mengubah pola tersebut menjadi lebih banyak ke arah positif timbang ke negatif.
untuk yang masih berjuang dengan tugas akhir atau skripsi bahkan tesis nya, mungkin bisa di praktekan juga hal tersebut. don't look others! kerjakan sesuai porsi yang kamu mampu, buat timeline biar ada acuan untuk mengerjakan, dan kuatkan niat nya bahwa segala penggerak dan perubah datangnya dari Yang Maha Kuasa.Semoga berhasil!

Di tahun ini pula, dengan segala ke hectic-an skripsi akhirnya Tuhan memberikan keleluasaan untuk membantu meraih mimpi orang lain. "Membuat sebuah buku" adalah salah satu mimpi yang di harapkan oleh Lukman, menjadi salah satu orang yang dapat berkontribusi di dalamnya adalah suatu kebanggaan. merangkap sebagai editor dalam pembuatan buku tersebut dan Lukman sebagai penulis,  kami  mengisi waktu dengan diskusi yang intens demi mewujudkan kelahiran buku pertama ini. Berawal dari ide nya, lalu dikembangkan menjadi sebuah alur cerita yang di harapkan. konsep buku mengenai "seseorang yang ingin mengenalkan Papua menurut perspektifnya pribadi berdasarkan pengalaman selama hidup di daerah tersebut, juga bagaimana orang di luar bisa paham bahwa Papua dan seisinya itu seperti apa, bukan dalam konteks keindahan alam saja tetapi lebih ke kehidupan nyata dan orang di dalamnya  yang tentunya ini masuk dalam konteks buku motivasi" mendengar penjelasan tersebut, saya setuju dan mulai untuk melakukan segala proses nya, setelah membuat konsep mulai membuat tulisan, membuat alur cerita, editing beberapa kali, hingga akhirnya finish draft nya. membutuhkan beberapa bulan proses hingga akhirnya selesai juga pada tahap akhir. dicetak, dibagikan, dijual dan diberitakan. itu yang di lakukan, hingga akhirnya jauh melampaui ekspektasi bahwa buku nya bisa terjual hampir ke seluruh indonesia. 
Dari situ saya berfikir, bahwa membagikan ilmu ternyata sesederhana itu, hanya dengan modal pengalaman lalu dituliskan lalu dibagikan. betapa banyak yang bisa di ambil dalam membaca satu buku saja, dapat membagikan karya yang bermanfaat bagi orang banyak dan memberi pengetahuan serta pandangan kita terhadap sesuatu adalah salah satu usaha yang bisa dilakukan anak muda untuk mengubah bangsa nya sendiri menjadi lebih baik. Jadi, sebaik dan seburuk apa pengalaman yang pernah dilalui, coba saja untuk menuliskan nya segera, mengambil pelajaran hidup yang berharga entah dari kesalahan atau tidak, lalu di bagikan kepada orang lain, itu sungguh sangat berguna daripada tidak sama sekali membagikan apa yang kita punya untuk semua orang. karena pembelajaran bisa kita ambil dari mana dan dari siapa saja. Mulai untuk cinta menulis ya, semoga kita bisa menjadi penggerak yang bisa mengubah bangsa ini menjadi lebih baik!

Menjelajah keliling indonesia. Solo, Semarang, Surabaya, Bandung, Jakarta, Makassar, Padang, Lampung, dll. ada yang hanya lomba atau berkegiatan lain dan ada juga yang sekedar liburan. Indonesia cukup bisa memanjakan mata disaat kita sedang ingin-ingin nya menikmati keindahan juga mengisi perut yang lapar ingin menyicipi khas makanan nya. Disini selain bukan di jalan-jalannya saja, tapi pengalaman yang baru untuk bertemu keragaman budaya, sejarah serta bertemu banyak orang yang berbeda-beda bahkan ada yang tinggal bersama di beberapa kesempatan. Menjadikan pengalaman lebih menarik karena bisa bertukar cerita dan mengenal banyak orang baru, terkadang dalam hidup kita perlu hanya untuk sekedar refreshing diri dan pergi ketempat-tempat yang kita inginkan. Disaat lagi sibuk bekerja atau jenuh melakukan sesuatu, coba untuk diisi dengan liburan saja. Semoga dapat menjernihkan pikiran serta bisa kembali beraktifitas dengan semangat yang ekstra lagi. 

Pengalaman organisasi dan berdiplomasi berakhir di tahun ini. Masa yang sangat amat saya rindukan dalam suasana kampus adalah orang-orang yang ada dalam organisasi yang saya tekuni selama di kampus. dari organisasi yang sangat serius hingga organisasi yang fun sudah ada di list pengalaman saya. dibubuhi dengan pengalaman tersebut tak membuat saya menjadi berhenti kagum dengan mereka karena di dalam organisasi lah kita belajar dan memupuk diri untuk bisa berada di dunia yang sesungguhnya. Jadi beruntung lah kalian yang pernah menghabiskan waktunya dalam organisasi semasa di tempat studi. Memang, tidak selamanya menjadi budak organisasi itu menyenangkan, terkadang jenuh, ingin menyelesaikan tugas saja lalu selesai, atau hanya sekedar kurang sependapat dengan rekan organisasi, dan itu semua wajar sekali kita rasakan dalam sebuah organisasi.Terasa nya bukan saat ada di organisasi nya, tetapi akan terasa saat setelahnya, di mana setelah semua selesai kita bisa rindu akan kesibukan budak organisasi atau bahkan semua ilmu dalam berorganisasi malahan modal utama di dunia kerja bahkan bisnis juga sehari-hari saat kita menghadapi orang. Jadi, mempunyai satu atau dua pengalaman dalam organisasi pada saat masa studi tidak ada salahnya juga ketimbang tidak melakukan sama sekali. Tapi mencari pengalaman saat studi bisa di mana saja, bisa juga tidak berpangku pada satu kegiatan yang serius, bahkan kegiatan yang lebih fun tetapi banyak memberikan kita pengalaman dengan bertemu banyak orang juga bisa dilakukan. Kampus adalah tempat kita mencari jati diri juga tempat kita mengeksplorasi diri sebanyak-banyaknya. Manfaat nya pasti akan kita rasakan di kemudian harinya. Percaya! 

Pada akhirnya semua tujuan, pengalaman dan cerita di tahun ini yang tidak bisa diceritakan satu persatu menjadi suatu simbol bahwa Tuhan selalu punya rencana dalam hidup kita, dan tidak selalu mulus sampai tahap akhir tetapi akan selalu ada cerita dibalik ceritanya. Sisa nya hanya untuk membawa pelajaran positif untuk menjadi bekal di tahun berikutnya. Jangan pernah putus asa dengan rencana Tuhan yang telah diatur untuk masing-masing manusia, karena dibalik perjalanan hidup selalu ada kebahagiaan yang sesungguhnya. Selalu pasang niat tulus dalam segala jalan yang kita hadapi agar jalannya bisa selalu mulus juga, semua orang punya kisahnya masing-masing, ada yang lebih baik dan juga bahkan ada yang lebih buruk dari kita. Manusia hanya bisa bersyukur dengan apa yang di hadapkan hari ini, dan mencoba berusaha untuk lebih baik di hari kemudian dibarengi dengan doa yang tidak pernah putus, itu yang selalu bisa kita tanamkan untuk bisa menjadi pribadi lebih baik di masa yang akan datang.

Cerita dibalik Enam Bulan yang lalu

Sunday, July 15, 2018

Setelah cerita sebelumnya di Nulis Pertama di 2018, belum ada tanda-tanda cerita yang di share lagi, sampai pada malam ini pukul 21.11 di Waktu Indonesia Timur jemari ini mencoba meletakan nya di keyboard dan memutar memori kembali setelah Enam Bulan yang lalu ternyata banyak cerita yang lagi-lagi mau diabadikan disini.
Waktu cepat banget berlalu. dalam satu judul cerita ini bisa mengabadikan banyak momen yang sudah dirasakan dan diusahakan. Untuk para pembacanya, diambil yang dirasa manfaat dan menghibur saja ya! :)

Well, di enam bulan terakhir ini banyak sekali yang diusahakan dan didoakan apalagi untuk mahasiswa tingkat akhir seperti saya 'kala itu' *berasa udah lama, padahal baru beberapa bulan yang lalu*. Sama seperti yang dikatakan ditulisan sebelumnya momen pergantian tahun 2018 membuka pikiran saya untuk tidak menghabiskan waktu hura-hura dan memperbanyak pengsyukuran dan pengharapan, hingga pada saat yang tak diduga hal-hal yang sudah menjadi harapan bisa terwujudkan atas doa-doa dan juga ridha dari yang Maha Kuasa. 
Menjadi mahasiswa tingkat akhir adalah hal yang penuh dengan godaan, godaan nya datang untuk siapa saja tetapi hanya bisa di tangkis dengan orang-orang yang ingin berusaha lebih keras. hingga pada akhirnya bisa menyelesaikan studi di universitas adalah hal yang saya syukuri tahun ini. 

Menjalani step-step menuju kelulusan adalah hal yang sedikit melelahkan dan banyak menantang hati. Hati yang tarik ulur untuk keluar dari zona males-malesan cuma sekedar untuk cari referensi skripsi atau hanya bimbingan revisian ke dosbing yang super baik. sekaligus mencoba juga untuk membuat situasi dan kondisi nyaman saat belajar sendiri dengan materi ujian komprehensif  yang padahal hanya mengulang mata kuliah yang selama 7 semester ini kita pelajari. Tidak rumit, hanya saja tumpuan kesabaran yang akan menenangkan menjalani step-step itu satu persatu. Satu persatu terselesaikan atas izin Allah serta ridho dari orangtua juga support orang-orang terkasih. Kunci hanya nikmati prosesnya, mantepin usahanya, fokusin doanya! Well done, setidaknya harapan yang orangtua dan keluarga gantungkan kepada kita sudah terselesaikan satu persatu. Hingga tiba dimana setelah semua selesai, sisa perhelatan akbar yang biasa dikatakan wisuda juga tercapai dengan harapan saya bisa didatangi kedua orangtua saya. Hasil merantau sungguh tidak sia-sia. Semua ini memang hadiah khusus untuk kedua orangtua! 

Bersamaan di waktu enam bulan terakhir juga adalah hari dimana saya dilahirkan. hari dimana April lalu adalah resmi seorang Harnum mengingjak ke umur yang 22 tahun. Rasanya haru, karena diumur ini masih bisa diberi kebahagiaan yang luar biasa indahnya dari Allah SWT. Sepertinya harapan-harapan yang kupanjatkan dalam doa selalu didengar, meski terkadang sulit dan rasanya sedih untuk mencapai keberhasilan dari harapan-harapan itu tetapi jalan-Nya selalu ada, selalu ada jawaban atas segala doa-doa ini. Betapa berbahagia lah seorang hamba yang terkadang lalai dalam perintah-Nya tetapi selalu Allah beri kebahagiaan. 
atas kerja keras yang diusahakan selama ini, cukup syukur yang bisa dipersembahkan. Karena saya selalu percaya segala kesusahan akan berbuah kemudahan. Pelajaran hidup itu cuma diri sendiri yang bisa rasakan, semua punya cerita masing-masing dalam hidupnya yang bisa jadi bahan pelajaran.

Well, back to the topic. sudah beberapa momen dituliskan di cerita ini. Juga ternyata saya merasakan pengalaman baru menjai editor sebuah buku. Buku yang cukup sederhana tetapi di kemas dengan kisah-kisah inspiratif yang membuat cerita didalam nya lebih menarik juga hasil dari pengalaman si penulis pribadi. Mencoba sesuatu hal yang baru menjadikan diri lebih terbuka walau menjadi editor itu susah-susah gampang tetapi ternyata seru juga. Pengalaman fantastis sih! Nanti deh kapan-kapan cerita behind this book bisa terbuat kayak gimana. *collab sama penulis bukunya dulu*

Time flies.... ada perjumpaan ada juga perpisahan. tetapi saya yakin pasti akan ada "Sampai Jumpa Kembali"... berarti in shaa Allah diberi jalan untuk bertemu kembali. 
Dengan siapa??? Dengan banyak orang yang sangat berbaik hati hadir dalam cerita masa merantau saya. 
Ah.... Yogyakarta memang selalu romantis, selalu akan dirindukan! Suasananya memang sedikit banyak mengunggah hati saya untuk tetap tinggal dikeramahan kota tersebut. Sehabis saya dinyatakan lulus dalam sidang skripsi April lalu dan merayakannya wisuda Mei lalu, di bulan itu juga tepat saya meninggalkan kota Yogya yang penuh cerita. Rasanya sedikit haru, sedih meninggalkan orang-orang yang tulus ikhlas mengenal saya juga orang tercinta dan sahabat-sahabat terkasih yang harus pula saya ucapkan "Sampai Jumpa Kembali" saat itu. 


Dibalik cerita enam bulan terakhir ini banyak sekali yang bisa saya jadikan tumpuan. bahwa mengedepankan harapan itu penting. tetapi dibarengi dengan usaha dan doa ya! 
Tak perlu dibertahukan A B C D tentang apa-apa saja harapanmu, cukup hati saja yang tahu. Diam-diam Allah mendengar dan juga kita usahakan. Setelah Allah bilang terjadi maka terjadilah. dibalik beberapa momen diatas, ada juga beberapa pengharapan yang tak disangka terjadi juga tetapi tidak perlu banyak diceritakan hehe 
Yang mau di point out disini adalah, gimana daya pikir kita saat mendorong untuk  melakukan sesuatu itu ternyata terus kedorong dan menjadikan kita wujudkan hal tersebut terjadi. Gak ada mimpi yang ketinggian, yaaaa bertahap aja buat pengharapan-pengharapan. dikabulin yang mana entarnya yang penting tetap usaha dan doa. karena tiap orang punya kisahnya masing-masing.  

Semoga dibeberapa post selanjutnya akan lebih banyak cerita yang bisa lebih bermanfaat ya dari sekedar cerita pengalaman seorang penulis. sebenarnya dibalik pencapaian atas segala cerita-cerita yang saya buat banyak sekali kejadian-kejadian yang bisa diangkat lebih dalam dari sekedar cerita begini. boleh dibilang dari berbagai cerita ini hanyalah kulit-kulitnya sajalah yang diberi tahu, next semoga bisa lebih berani untuk cerita lebih dalam lagi biar bisa diambil lebih dalam yang positifnya dari perjuangan hidup yang penulis alami. Doain untuk bisa lebih berani bercerita ya hehe


Sekian tulisan sederhana ini.... namanya juga cerita. jadi ya cerita aja. Terimakasih sudah mau membaca pengalaman sederhana ini.  See ya in the next post! 

Ketenangan yang Hakiki

Wednesday, January 24, 2018

Merefleksikan setiap hari yang telah dilalui. Terkadang hidup tak sesuai keinginan, kadang dilanda kesedihan yang teramat, kadang pula disuguhi kebahagiaan yang tak ternilai harganya. 
Indah, sungguh indah cerita hidup kita. Berwarna bagaikan lukisan yang terbiasa digambarkan dalam sebuah kanvas yang awalnya putih dan akhirnya menjadi pelangi. 
Merelakan hati ini terbawa kedalam garis-garis perjalan yang sudah Allah gariskan, menanam dan memupuk setiap cerita yang menganggumkan. Sesekali membuat jiwa tercengang kala hati sempat tak bisa menerima dalam sebuah garis perjalanan, tetapi seiring nikmat yang diberikan, kita berhasil membawa hati ini terjaga dalam setiap pilihan yang hampir tiap waktu kita putuskan. 
Kemana arahnya, dimana akan terbawanya setiap kepingan-kepingan yang kita kumpulkan hari ini adalah sesuatu yang tidak bisa kita jawab dengan bibir sendiri, tetapi jawaban selalu tersirat dari yang Maha Penyayang Hati, Allah SWT.

Atas ketenangan hati yang selalu dirasakan nikmatnya setiap hari, tidak ada ketakutan tidak ada keraguan karena jalan dan bimbingan-Mu adalah nyata. Hasil keikhlasan suatu hati membuahkan kebahagiaan yang malah tak terkira indahnya. Biarkan perjalanan ini dilalui dengan rasa kasih yang hakiki, karena sebaik-sebaiknya jalan adalah yang selalu Engkau ridhai prosesnya. Sesungguhnya Engkau yang Maha Mengetahui akan apa yang hambanya rasakan dan inginkan.

mode: level mengeluh diturunkan

Siapa orang yang tiap harinya membuat 'keluhan' menjadi habitat? 
semua yang dihadapi, ketakutannya, kecemasannya, kesedihannya dikeluhkan. tak ayal setiap hari kata "haduuuh" pasti saja terucap. 
me, my self! Pernah sekali mengalami dan ada di tingkat itu, dimana semua yang dihadapi even belum dicoba sudah dikeluhkan duluan. Padahal, setelah dicoba dan dijalani lancar jaya saja.
Waktu muter terus, hidup kalau diisi ngeluh2 yaaa kasian. Tersita waktu kita, padahal bisa untuk mikirin yang lebih buat senang. 
Wajar, manusiawi... rasa2 seperti itu akan datang disaat benar2 diri sendiri mengizinkan untuk datang. Tapi, kalau sedikit saja ditolak makin hari makin bisa berkurang. 
Kadang risih juga mendengar hal2 yang apa saja bisa dikeluhkan, alasannya yang dibuat sendiri dan membenarkan diri sendiri. tapi kita sebagai yang mengeluh atau 'pendengar' belum bisa mengahargai satu sama lain. 
mungkin sang pendengar belum bisa mengerti seberat apa beban si pengeluh tersebut. tetapi, si pengeluh juga harus lebih mengerti karna hawa-hawa mengeluh itu tidak boleh disebarkan, efeknya bisa kena ke orang lain bahkan sang pendengar terdekat dia. 
cara terjitu adalah berusaha mengurangi sikap tersebut. mungkin yang biasanya ngeluh 100x sehari, terus berkurang jadi cuma 95x sehari, repeated everyday, its gonna be work dan manjur sekali. buat resolusi diri sendiri yang gampang2 dulu, asal komitmen. Yang kecil-kecil biar membukit. im still working on it! Semoga hasilnya bisa bikin hati lega, jalanin hidup lebih tenang, target sedikit demi sedikit terealisasi. Aamiin

Waktu itu jalan terus, sudah ngapain aja?

Umur sudah mengijak dua puluhan sekian, entah bisa dibilang semakin berkurang atau bertambah. Silahkan mengartikan sendiri
Yang lebih penting adalah, sudah selama ini hidup, apakah sudah memanfaatkan waktu hidup dengan baik atau belum? 
Mudah saja kalau melihat penunjuk arah yang akan 100% benar . Yaitu ikut saja perintah-perintah-Nya, terus ngejauhin larangannya. 
Namun, apa kita sudah mampu sepenuhnya seperti itu? Tinggal kembali tanya diri sendiri....

Mungkin saja sudah banyak hal-hal yang terlewati, mungkin belum sempat terwujud. 
Mungkin kita pernah bermimpi tapi alhasil hampir putus asa
Atau mungkin kita sudah keras berusaha tetapi mundur dipertengahan jalan

Tetapi... waktu tetap berjalan, sejauh apapun waktu meninggalkan kita apabila hanya duduk terdiam kita. Ludeslah sudah tertinggal jauh kita. 
Disaat kita tertidur lelap, banyak sekali orang diluar sana memanfaatkan waktunya untuk berbenah diri. 
Disaat kita mengeluhkan segala sesuatu yang dirasa kurang, padahal orang diluar sana sedang mensyukuri apa-apa yang mereka punya. 

Kadang seolah-olah kita mikir bakal hidup bahagia terus, hidup panjang umur dan sehat terus. Makannya tak jarang kira menyia-nyiakan waktu yang dipunya, seperti menunda-nunda hal yang sebetulnya adalah kewajiban, mengeluhkan segala sesuatu hal yang membuat diri kita susah, mengomentari orang seolah-olah diri kita adalah yang paling benar.
Padahal kitapun gatau berapa lama kita hidup di dunia, padahal ada yang Maha Mempunyai apa yang kita miliki hari ini. Bisa saja besok, hari ini, detik ini bahkan waktu kapanpun bisa saja datang demi merenggut apa yang sebenarnya bukan milik kita.
Sebaik-baiknya manusia hidup adalah saat diri kita sendiri bisa mikir kalau hidup di dunia cuma sementara, semua yang dipunya cuma titipan, dan kita harus siap kapanpun saatnya semua yang kita punya diambil.
Maka hiduplah beribadahlah untuk duniamu seolah-olah kita akan hidup selamanya 
Dan beribadahlah beramalah untuk akhiratmu seakan-akan kita akan mati besok.

Sosialis perlu, Individualis juga perlu

Kita hidup di zaman yang saling ketergantungan. Gak bisa tuh hidup sendirian. Mahluk sosial bos! Semua saling membutuhkan dan melengkapi. Maka itu, sejak kecil orangtua kita mengajarkan untuk bisa sharing hal-hal kecil, mungkin kayak sharing mainan sama temen sendiri atau berbagi bekal makanan saat disekolah.

Lain hal nya makin sini, bukan karena kita mahluk sosial jadi apa2 kudu bergantung sama oranglain. Gak gitu juga menurutku, semua pasti dibuat ada porsi nya ada waktunya kapan kita kudu sendirian kapan kita kudu berbaur.  Orang juga kali risih kita deketin mulu, atau orang juga risih kita jauhin mulu. Sewajarnya aja sih, harus tau waktu gimana ngendaliin idup dengan bener. Misal kapan kudu sendiri kapan kudu diskusi sama oranglain. Sendiri bukan berarti 100% sendiri loh.  Punya Allah tau. Rindu kali Dia diajak cerita sama kita, padahal yang Maha Tahu isi hati kita, apa yang kita mau dan apa solusinya itu yg ngasih ya Allah.
Tapi kenapa kita selalu takut kalau sendirian, dijauhi oleh orang lain, atau kurang sepaham dengan orang lain. Kadang you have to choose orang-orang yang bisa bawa kamu ke arah yang lebih baik. Berkawan boleh dengan siapa saja dan dengan orang tipe apa saja, petik yang baiknya dan buang yang buruknya. Karena yakin setiap orang punya kelebihan dan kekurangan, jangan mandang sebelah mata. Hanya saja, cuma orang-orang yang sama dengan visimu lah yang patut dipertahankan. 

Balik lagi, independen itu kadang perlu biar kita punya komitmen dan pendirian yang baik. Gaperlu lah segala-gala nya diceritakan ke oranglain, gaperlu juga lah ngepoin orang lain terlalu dalam sampe-sampe buka privasinya, apalagi kalau udah sok tau kejelekan orang lain terus diledekin sampe abis. Mungkin bukan zamannya lagi harus seperti itu  

Untuk mutusin segala sesuatu juga kadang yang paling bener adalah hati kita sendiri, dan di akhirat juga kita ditanya sama malaikat cuma sendirian, kita yang ngasih pertanggungjawaban. Oranglain hanya membantu meringankan segalanya dengan doa-doa mereka, itu kenapa nomor satu percayain diri sendiri dan perbaiki diri sendiri dulu baru percaya dan baik ke oranglain.  Yakin kalau tiap manusia bisa mikirin diri sendiri dengan baik sama hal nya mereka memperdulikan orang sekitarnya dengan baik, pasti dunia ini tentram dan kita siap saling mendoakan untuk samasama menuju Jannah. 

Allah juga sudah bilang: 
"Hai manusia, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan telah kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang paling mulia di antara kamu di hadirat Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" [QS. Al-Hujarat: 13]. 
Dari ayat ini dapat diketahui bahwa manusia adalah makhluk individual, makhluk relegius, dan makhluk sosial. 
"Sebagai makhluk individual manusia mempunyai dorongan untuk kepentingan pribadi, sebagai makhluk relegi manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan dengan kekuatan di luarnya [Allah], adanya hubungan yang bersifat vertikal, dan sebagai makhluk sosial manusia mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan manusia yang lainnya"

Jika Tuhan menciptakan kita berbeda, pasti ada maksud dan tujuannya. Yaitu untuk saling melengkapi, mengayomi, menyayangi, dan mengasihi. Sama halnya Tuhan mempercayakan hambanya untuk berpegang teguh pula atas kebenarannya yang ia yakini. Semoga kita bisa menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi diri sendiri dan umat. Aamiin

Nulis Pertama di 2018

Tahun Baru
Ya tahun ini adalah tahun yang baru, tahun dimana penuh banyak pengharapan dan di tahun ini pula ada beberapa perspektif berbeda yang muncul dalam segala hal.
Bagiku, tahun ini adalah tahun yang berbeda. Tepat ditanggal 1 Januari 2018, atau lebih tepatnya h-1 awal tahun 2018 adalah hal yang nampaknya terlihat biasa tetapi penuh kekuatan untuk memperbaiki diri. 
Biasanya tahun baru identik dengan merayakan awal yang baru bersama orang-orang terdekat dan bisa pula sambil merayakannya dengan membakar kembang api dan bakar-bakar banyak makanan. Tapi tahun ini berbeda, saat itu ditengah ramai nya manusia diluar sana, hati otak dan pikiran menuju ke suatu perspektif berbeda. Bahwa tidak ada kemewahan dan kemeriahan tahun baru, ini hanya sama seperti hari-hari sebelumnya. Tidak perlu melebih-lebihkan sesuatu yang tak semestinya. 
Disisi lain, aku terkagum kepada banyak manusia yang membuka pintu pengharapannya dan menjadikan awal yang baru sebagai suatu usaha memperbaiki diri ke arah yang tentunya lebih baik. Pada saat itulah aku berfikir untuk beralih atau mengalihkan pandanganku ke posisi yang kedua, bahwa tidak perlu ada kemeriahan tetapi selalu meningkatkan pengharapan.
Pengharapan bukan sekedar harapan yang diucapkan saja, tetapi sedikit realistis dan tidak terlalu dramatis. Senang rasanya bisa mempunyai beberapa perspektif yang baru, yang tentunya bisa membuat kita menjadi lebih semangat menjalan hidup. Disitulah momen dimana bisa berangan lebih kencang dengan mengobarkan semangat usaha yang lebih kuat. Mulai membuat wishlist yang tak disangka malah bisa terealisasikan diwaktu yang tak terduga. Pelan, perlahan segala doa dan harapan didengar oleh yang Maha Kuasa.
Membuat suatu keputusan-keputusan yang sedikit berat, tetapi demi keadaan yang lebih baik. Membuat harapan-harapan baru yang mungkin bisa membuat kita merasa berjalan dengan peta yang benar kedepan sana. 

....

Selain ada momen harapan, kukaitkan juga suatu momen pengsyukuran. Segala sesuatu yang telah dilalui memang tak selama nya membahagiakan, tapi ada juga yang luar biasa membuat bahagia. Maka itu, bersyukur adalah cara yang tepat disaat kita bisa berada di waktu ini. Atas masa lalulah kita berada sekarang, atas masa lalu pulalah kita belajar. Ketenangan hati, kebahagiaan diri, kesedihan hati, bahkan kekhawatiran nurani telah ada mengisi hari-hari kita saat itu. Sebagai suatu pencapaian atas hal-hal baru, maka bersyukur adalah cara yang pantas untuk membalas segalanya. Sadar bahwa tanpa hal-hal baru itu, kita tidak akan bisa belajar menjadi lebih baik. Selalu ada hikmah dalam setiap momen yang dilalui, maka selalu bersyukur pula lah menjadi kunci agar tidak pernah lelah menjalani hari.

...

Apapun momen pertama 2018mu, bagaimana caramu merayakannya atau bahkan tidak merayakannya, dan harapan serta resolusi apa yang sudah dibuat, semoga selalu membuat diri kita menjadi lebih baik kedepannya, Tentunya dengan segala pengharapan di tahun ini semoga banyak kejutan-kejutan lain yang dikirim Tuhan, jangan lupa selalu didampingi dengan doa yang tajam dan usaha yang kuat. Dan jangan lupa juga untuk selalu bersyukur dalam setiap kondisi yang ada! :) 
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS