Bercerita di Jam Kecil

Sunday, July 23, 2023

Suara detik jam dinding itu masih berbunyi didalam kesunyian, aku tak paham yang terasa hari ini.

Menarik nafas, sesekali sambil meresapi harum ruangan yang tak asing. Rumit rasanya jika semua rasa di campur jadi satu, manis-asam-pahit melebur tak juga serenyah permen nano-nano jika dimakan. Klise, terlalu banyak perumpamaan hehe

Lama tak bersua, rasanya setahun sekali saya perbaharui tulisan ini. Berulang selalu bilang, akan lebih sering bercerita, tetapi tidak semudah itu saat implementasinya. Fokus dengan dunia nyata membuat saya berpaling dengan sentuhan-sentuhan tulisan yang kadang bereaksi di kepala ini. 

Di Jam Kecil ini, saya kembali menuliskan pengharapan yang ada. 

Tuhan..... terima kasih sudah sangat amat baik merencanakan kehidupan yang luar biasa ini. Waktu yang tepat untuk orang yang tepat, benar kata kalimat yang sempat ku dengar dahulu, "Waktu yang paling tepat adalah waktu yang diberikan Tuhan, bukan apa yang tepat/baik menurut kita manusia". Melangkah ke dalam ritme yang dibuat-Mu tidak mudah, banyak kerikil bahkan batu besar yang dihadapi. Tapi air yang mengalir dari buah kesabaran dalam keyakinan kepada-Mu lah yang membuat pundak ini kuat menopang dan mempercayai bahwa batu tersebut bisa melebur juga. 

Pada hidup di kalangan seumuranku, mungkin banyak juga cerita masing-masing dari mereka yang dilalui. Bahkan sangat berat dijalani, tapi entah mengapa rasanya inilah sebagian kecil dari hidup yang sesungguhnya. Membuat saya belajar banyak hal baru, memiliki tanggung jawab dan keputusan yang berdampak kepada banyak orang bahkan dapat merasakan hidup gak sesederhana cerita dongeng. Kita tetap bisa punya orang-orang yang tidak sejalan dengan hidup kita. 

Pernah merasakan sedih sejadi-jadinya, bahkan bahagia tidak kepalang. Tapi sayang keduanya hanya sesaat dirasakan dan rasa itu dimainkan keadaannya setiap hari. Berputar seperti roda yang tentunya tidak diatas, tapi kebawah juga. Rasa itu juga. Semakin hari semakin paham, dewasa bukan berarti tentang umur saja tapi bagaimana pelajaran hidup ini bisa kita jadikan tolak ukur kita mampu dan lebih dewasa tidak menyikapi kompleksnya kehidupan disekeliling kita, rusuhnya cerita orang tentang kita, bahkan kerasnya tempaan didepan kita. 

Sulit rasanya kalau harus mendikte satu persatu konflik yang hadir, karena semua melalui proses yang membuat kita dewasa dengan sendirinya. Saya salah satu orang yang percaya bahwa kehidupan kedewasaan bisa kita gali dari banyak pengalaman hidup kita sendiri juga orang sekitar kita. Anyway, terima kasih. Berkat mengenal dan berinteraksi dengan kalian, saya banyak belajar. 

Jam kecil menunjukan celoteh ini harus segera diselesaikan, walau tak nentu arah dan bahasannya. Semoga kita selalu bisa paham, waktu-proses-pendewasaan dan kebahagiaan itu satu paket yang memang kita ciptakan sendiri dengan campur tangan Tuhan. Harapan terbaik adalah semoga kita bisa terus berjalan menapaki rencana yang Tuhan kasih hingga titik finish nantinya. Aamiin


Sampai jumpa di celotehan selanjutnya. 


With love, 

Rh

No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS